SHUTTERSTOCK
Pada 9 Juli 2012, besar kemungkinan ribuan pengguna komputer tidak bisa mengakses internet atau lebih dikenal sebagai kiamat internet. Mengapa? Biang keladinya adalah program jahat (malware) bernama DNS Changer.
Menurut FBI, jumlah komputer yang mungkin terinfeksi DNS Changer saat ini ada 277.000 di seluruh dunia. Jumlah ini sudah turun jika dibandingkan bulan April lalu, yang mencapai 360.000 komputer. FBI meyakini, ada sekitar 64.000 komputer asal Amerika yang masih terinfeksi DNS Changer.
Google dan Facebook telah memperingatkan penggunanya untuk mengantisipasi virus DNS Changer. Google menyediakan layanan khusus untuk mendeteksi DNS Changer di mesin pencari Google, Bahkan, Biro Investigasi Amerika Serikat (FBI) sampai turun tangan mengatasi program berbahaya itu secara online. Cara lain mengetahui apakah komputer Anda terinfeksi DNS Changer, bisa kunjungi situs web http://www.dcwg.org.Baca Selengkapnya>>
Masih banyak orang yang tak peduli atau mungkin, tak menyadari bahwa komputernya telah terinfeksi DNS Changer.
Asal muasal DNS Changer
Program jahat DNS Changer berjalan di komputer bersistem operasi Windows dan Mac, dibuat oleh sekelompok penjahat cyber dari perusahaan Rove Digital, asal Estonia.
DNS Changer adalah program jahat yang dapat mengubah konfigurasi Domain Name Server (DNS) pada komputer korban. Secara diam-diam, program jahat ini mampu mengerahkan DNS korban ke server DNS palsu milik Rove Digital.
Seharusnya, alamat DNS setiap komputer diarahkan ke server DNS milik penyedia layanan internet (Internet Service Provider-ISP).
Pada 8 November 2011, FBI dan kepolisian Estonia berhasil menangkap penjahat cyber dari Rove Digital dan menyita server palsu mereka.
Internet mati pada 9 Juli 2012
FBI telah menyita server DNS palsu milik Rove Digital. Karena ini adalah server DNS palsu yang sarat akan tindak kejahtan cyber, penegak hukum Amerika Serikat memerintahkan FBI untuk mematikan server DNS palsu Rove Digital itu pada 9 Juli 2012 pukul 12.01 dini hari waktu Amerika Serikat.
Jika server Rove Digital dimatikan, para korban akan kesulitan mengakses internet karena server DNS-nya (yang sebenarnya palsu itu) telah dimatikan.
Tanpa DNS, pengguna internet tidak bisa mengakses sebuah situs web dengan mengetik alamatnya, seperti google.com, facebook.com, atau twitter.com. Pengguna hanya bisa mengakses situs web dengan memasukkan nomor alamat Internet Protocol (IP). Sekedar catatan, nomor IP Facebook adalah: 69.171.234.21, Google: 74.125.235.17, dan Twitter: 199.59.149.230.
Pertanyaan selanjutnya, apakah Anda hafal nomor IP Facebook, Google, Twitter, dan semua situs web favorit Anda?
Inilah tugas utama DNS, menerjemahkan nomor IP situs web menjadi alamat yang disusun dengan huruf dan diakhiri dengan domain (.com, .co.id, .net, dan sebagainya). Tentu Anda lebih mudah mengingat alamat google.com dan facebook.com, ketimbang harus mengingat nomor IP.
Hal semacam ini akan membuat seseorang kesulitan mengakses internet, atau berpikir bahwa jaringan internetnya terputus.
Sejak akhir tahun 2011, perusahaan pengembang antivirus telah melakukan pembaruan agar software-nya dapat mendeteksi dan memusnahkan DNS Changer. Jika tanggal 9 Juli telah tiba, dan Anda termasuk korban DNS Changer, hubungilah penyedia layanan internet untuk mengatasi masalah tersebut.
Sumber :
Associated Press
No comments:
Post a Comment
disemat di bawah entri