Caracas - Salah satu perusahaan milik negara Venezuela, PDVSA, memfinalisasi kontrak senilai US$ 2 miliar (Rp 18 triliun) dengan Chevron, raksasa migas Amerika Serikat (AS). Tujuannya untuk menggenjot produksi minyak Venezuela.
"PDVSA dan Chevron sudah sepakat menyuntikkan dana US$ 2 miliar oleh Chevron ke Petroboscan," kata BUMN itu dalam keterangan tertulis yang dikutip AFP, Jumat (20/7/2012).
Dana investasi tersebut akan diberikan secara bertahap kepada Petroboscan yang menggarap blok migas Boscan sampai 2025 nanti. Diharapkan produksi minyak Boscan bisa terus bertambah.
Chevron memegang 40% kepemilikan saham Petroboscan, sementara PDVSA menguasai 60% sisanya. Presiden Venezuela Hugo Chavez memang sudah mengeluarkan aturan bahwa perusahaan asing yang menggarap sumber daya alam negaranya harus menjadi pemegang saham minoritas.See More>>
Langkah Chavez menasionalisasi seluruh sumber daya alamnya ini mendapat kecaman dari berbagai pihak. Sebanyak 20 perusahaan dari berbagai negara melayangkan arbitrase ke Bank Dunia atas kelakuan negara di Amerika Latin tersebut.
Venezuela sudah menyandang sebagai negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia. Tapi negara yang dipimpin Chavez itu dianggap tidak berpengaruh terhadap industri minyak dunia.
Pasalnya, Venezuela masih kesulitan menarik investasi dari luar negeri dalam rangka menggenjot produksi minyaknya. Sehingga selama ini produksinya minyak tidak terlalu signifikan.
"PDVSA dan Chevron sudah sepakat menyuntikkan dana US$ 2 miliar oleh Chevron ke Petroboscan," kata BUMN itu dalam keterangan tertulis yang dikutip AFP, Jumat (20/7/2012).
Dana investasi tersebut akan diberikan secara bertahap kepada Petroboscan yang menggarap blok migas Boscan sampai 2025 nanti. Diharapkan produksi minyak Boscan bisa terus bertambah.
Chevron memegang 40% kepemilikan saham Petroboscan, sementara PDVSA menguasai 60% sisanya. Presiden Venezuela Hugo Chavez memang sudah mengeluarkan aturan bahwa perusahaan asing yang menggarap sumber daya alam negaranya harus menjadi pemegang saham minoritas.See More>>
Langkah Chavez menasionalisasi seluruh sumber daya alamnya ini mendapat kecaman dari berbagai pihak. Sebanyak 20 perusahaan dari berbagai negara melayangkan arbitrase ke Bank Dunia atas kelakuan negara di Amerika Latin tersebut.
Venezuela sudah menyandang sebagai negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia. Tapi negara yang dipimpin Chavez itu dianggap tidak berpengaruh terhadap industri minyak dunia.
Pasalnya, Venezuela masih kesulitan menarik investasi dari luar negeri dalam rangka menggenjot produksi minyaknya. Sehingga selama ini produksinya minyak tidak terlalu signifikan.
No comments:
Post a Comment
disemat di bawah entri